SSejarah Talking Stick
Talking Stick
(tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk
asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat
dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust
berikut ini :The talking stick has been used for centuries by many Indian
tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly
used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of
great concern would come before the council, the leading elder would hold the
talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to
say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would
take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to
another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed
back to the elder for safe keeping.
Artinya: Tongkat
berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai
alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan
kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat
pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat
berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau
menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang
ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua
mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke
ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking
stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang
diberikan secara bergiliran/bergantian.
B.
Talking
Stick Sebagai Model Pembelajaran
Talking stick
termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini
dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran
Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain
untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang
menyenangkan dan membuat siswa aktif. Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Guru membentuk kelompok yang terdiri
atas 5 orang.
2. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang
panjangnya 20 cm.
3. Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran.
4. Siswa berdiskusi membahas masalah
yang terdapat di dalam wacana.
5. Setelah kelompok selesai membaca
materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok
untuk menutup isi bacaan.
6. Guru mengambil tongkat dan memberikan
kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan
anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
7. Siswa lain boleh membantu menjawab
pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
8. Guru memberikan kesimpulan.
9. Guru melakukan evaluasi/penilaian,
baik secara kelompok maupun individu.
10. Guru menutup pembelajaran.
C.
Kelebihan
dan Kekurangan
Kelebihan:
1. Menguji kesiapan siswa.
2. Melatih membaca dan memahami dengan
cepat.
3. Agar lebih giat belajar (belajar
dahulu).
Kekurangan:
Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2 (becanda).
Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2 (becanda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar